KERACUNAN OBAT GOLONGAN BARBITURAT

Barbiturat adalah obat resep atau  kelompok obat untuk mengatasi kejang, insomnia berat, atau gangguan kecemasan. Obat ini juga dapat dimanfaatkan dalam proses pembiusan saat operasi (anastesi total)

Dilihat dari segi efek obatnya, golongan obat barbiturat memiliki efek :

  1. Efek teurapetik :
  2. Efek samping :
  3. Efek toksik :

depresan sistem saraf pusat [SSP] (kategori ini mencakup obat penenang dan hipnotik) digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan tidur.

Sedasi ringan => untuk menurunkan tingkat kesadaran, sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan menghilangkan rasa cemas tanpa kehilangan komunikasi lisan.

Anastesi total => Bius total atau dikenal dengan anestesi umum adalah salah satu jenis metode pembiusan yang digunakan untuk memastikan pasien tidak sadar, tidak merasakan nyeri, dan tidak bergerak selama operasi. Anastesi total ini juga membuat pasien tidak mengingat apa pun selama operasi berlangsung.

Indikasi lain dari obat barbiturat :

Kejang => Kejang adalah gangguan aktivitas listrik di otak yang terjadi secara spontan. Kondisi ini umumnya ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali, bahkan bisa menyebabkan penurunan kesadaran. Kejang bisa menjadi gejala penyakit otak atau kondisi lain yang memengaruhi otak.

Ekslamsia => Eklampsia adalah kejang yang terjadi pada ibu hamil dengan preeklamsia. Gejala eklampsia adalah tekanan darah tinggi, sakit kepala, penglihatan kabur, dan kejang. Eklamsia adalah kondisi langka namun serius yang terjadi pada kehamilan

Epilepsi => Epilepsi adalah kejang berulang pada sebagian atau seluruh tubuh akibat gangguan pada pola aktivitas listrik di otak.

Anti konvulsan = > anti kejang

Efek  yang luas => penarikan neonatal ( membantu meredakan rasa sakit saat persalinan), induksi koma untuk meningkatkan tekanan intrakranial (tekanan yang terdapat pada otak), serta pengobatan penghentian benzodiazepin dan alkohol.

Tindakan dalam keracunan barbitrat :

  1. Tindakan jangka pendek
  2. Sekobarbital adalah obat penenang untuk membantu pengobatan insomnia berat. Obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengurangi kecemasan sebelum prosedur operasi. Obat ini akan memperlambat kerja dan aktivitas sistem saraf pusat, sehingga memberikan efek tenang.
  3. Pentobarbital adalah obat yang digunakan dalam pengobatan insomnia berat. Penggunaan obat ini akan dikombinasikan dengan terapi lain dan sleep hygiene. Obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka panjang dan harus sesuai dengan resep dokter. Pentobarbital termasuk ke dalam golongan barbiturat. Obat ini bekerja dengan cara menghambat dan memperlambat kerja dan aktivitas sistem saraf pusat, sehingga memicu munculnya rasa kantuk. Selain untuk mengobati insomnia, pentobarbital juga bisa digunakan untuk meredakan kejang berat, pada status epilepticus dan menjadi obat yang memicu penurunan kesadaran sementara (sedasi) sebelum prosedur operasi.

Cara penanganan:

Untuk jenis obat yang termasuk short acting ( dalam penggunaannya jangka pendek) contohnya sekobarbital dan pentobarbital adalah dengan cara :

  1. Menggunakan MgSO₄ (Magnesium sulfat), dosis lazimnya : 3 mg. Namun untuk mengatasi keracunan gunakan 30 mg Magnesium sulfat untuk bilas lambung dalam usus.
    1. 2 ml niketamid => Stimulan sistem pernafasan : sebagai antidotum overdosis obat depresan sistem saraf (morfin, barbiturate, antikolinesterase) dan pada pasien dengan asidosis respiratori kronis.

Fenobarbital adalah obat untuk mengontrol dan meredakan kejang. Selain itu, obat ini juga bermanfaat sebagai obat penenang yang biasa digunakan menjelang operasi, dan untuk mengatasi insomnia atau susah tidur.

Fenobarbital bekerja dengan cara menstabilkan aktivitas listrik di sistem saraf pusat, sehingga kejang bisa diatasi atau dicegah. Phenobarbital juga bisa memberikan efek tenang dan kantuk. Berkat efek tersebut, obat ini bisa digunakan untuk mengatasi insomnia, atau membuat pasien rileks selama operasi.

Cara Penanganan :

  1. Menggunakan MgSO₄ (Magnesium sulfat), dosis lazimnya : 5 mg. Namun untuk mengatasi keracunan gunakan 30 mg Magnesium sulfat untuk bilas lambung dalam usus.
    1. Dengan kopi tubruk : kopi tubruk diberikan karena kandungan kafein dalam kopi bisa merangsang kontraksi usus, membantu dalam proses pengosongan lambung, dan mempercepat penyerapan magnesiun sulfat dan mengurangi penyerapan fenobarbital.
    1. Dilakukan diuresis paksa : pemberian cairan intravena (furosemid) sekaligus mengatur urin agar racun tidak terserap kembali di tubulus ginjal dan untuk meningkatkan ekskresi racun.

Toksisitas barbiturat terlihat pada 1 gram melalui rute oral, meskipun hal ini bervariasi tergantung pada individu. Dosis di atas 2 gram dapat mengakibatkan kematian, namun dosis mematikan biasanya antara 40 dan 80 mcg/mL.  Toksisitas barbiturat bervariasi, namun gejala umumnya adalah sebagai berikut:

  1. Tidak sadar, napas lambat, maka terjadi penghambatan pernapasan sentral
    1. Tekanan darah menurun yang bisa menyebabkan efek depresi pada peredaran darah
      1. Fungsi ginjal yang menurun yang bisa menyebabkan gagal ginjal.

Penanganan dari efek toksik (toksisitas)

  1. Menggunakan norit ( karbon aktif) sebagai antidotum, dengan cara kerja :

Bekerja dengan cara mengikat bahan kimia atau racun didalam usus sehingga racun tidak terserap tubuh dan terbuang lewat tinja. Norit juga dapat mengikat gas dalam saluran pencernaan sehingga dapat mengurangi kembung. Pemberian bisa melalui selang nasogastrik.